Merapi terus meletus. Seiring tanah bergetar, sang gunung memuntahkan material vulkanik ke udara. Asap membubung tinggi, lalu jatuh ke mana angin membawa.
Di Yogyakarta Jumat (5/11) pagi ini, warga menyambut pagi yang gelap dan kelabu. Kota itu, juga berbagai wilayah di sekitar Merapi, diselimuti abu. Penduduk harus beraktivitas dengan masker, agar material silika tak terhirup ke paru-paru yang bisa terganggu karenanya.
Semua jadwal di bandara Adi Sutjipto dibatalkan demi keselamatan penerbangan. Di Bandung, sejumlah penduduk melaporkan hujan abu yang dikaitkan dengan Merapi.
Relawan terus berdatangan membantu pengungsi Merapi. Di berbagai sudut negeri, orang-orang mengulurkan tangan. Di berbagai jejaring, kepedulian terbentuk...
Gunung Merapi memuntahkan material vulkanik, terlihat dari Klaten, Kamis (4/11). (AP Photo/Irwin Fedriansyah)
Penduduk menyelamatkan diri dengan motor setelah Gunung Merapi meletus lagi, Jumat (5/11). Pemerintah meluaskan zona bahaya menjadi 20 kilometer dari pusat kawah Merapi. (AP Photo/Achmad Ibrahim)
Tim penyelamat mencari korban Merapi di Argomulyo, Yogyakarta, Jumat (5/11). (AP Photo/Trisnadi)
Tim relawan dan tentara di Argomulyo lari menyelamatkan diri setelah Merapi kembali meletus, Jumat (5/11). (AP Photo/Trisnadi)
Sebuah pesawat, berselimut abu vulkanik, diparkir di bandara internasional Adi Sutjipto, Yogyakarta, Jumat (5/11). Bandara yang landasannya tertutup abu putih harus ditutup. (AP Photo/Irwin Fedriansyah)
Masyarakat melakukan aktivitas menggunakan masker saat melintas di Jalan Pangeran Diponegoro, Yogyakarta, Jumat (5/11). Erupsi Gunung Merapi yang kembali terjadi pada Kamis (5/11) mengeluarkan debu vulkanik yang menyelimuti Kota Yogyakarta, sehingga masyarakat diimbau menggunakan masker saat melakukan aktivitas di luar ruangan untuk mengantisipasi gangguan kesehatan akibat debu vulkanik. (Foto ANTARAWahyu Putro A)
Seorang anak berjalan di antara pohon yang tumbang di jalan lingkar Muntilan, Jawa Tengah, Jumat (5/11). Banyak pohon tumbang di beberapa wilayah Muntilan akibat hujan abu vulkanik dari Gunung Merapi. (Foto ANTARA/Wihdan Hidayat)
Anggota TNI AD mengevakasi warga Desa Sindumartani yang masih belum bersedia diungsikan hingga jarak aman 20 km dari puncak.
Di sepanjang Kali gendol di Dusun Plumbon pepohonan terbakar dan dipenuhi abu vulkanik serta tercium bau asap belerang yang menyengat.
Hampir semua dam di Kali Gendol dipenuhi kayu-kayu yang terbakar dan material Merapi sisa luncuran awan panas yang terjadi pada hari Jumat dinihari.
Jenazah yang ditemukan pertama kali oleh tetangganya kemudian dibawa menuju RSU Dr Sardjito untuk diidentifikasi.
Tim SAR memeriksa barang-barang di dalam rumah milik keluarga Ahmad Haryanto, seperti sepeda motor yang sudah dipenuhi debu vulkanik Merapi yang sangat tebal.
Tim SAR melakukan penyusuran di semua rumah yang berada di pinggir Kali Gendol yang terkena awan panas yang meluncur hingga jarak 17 km dari puncak.
Kepulan asap berbau belerang dan kayu-kayu habis terbakar berada di dam Dusun Plumbon Desa Sindumartani, akibat terkena luncuran awan yang mencapai jarak 17 km dari puncak pada erupsi hari Jumat dinihari.
Tim SAR DIY mengangkut jenazah Ahmad Haryanto warga Dusun Plumbon Desa Sindumartani, Ngemplak. Korban ditemukan tewas terkena awan panas yang meluncur ke Kali Gendol yang berada di sebelah barat rumahnya yan
jogja hujan abu 5.11.2010. akibat letusan gunung merapi